BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
penelitian.
Penelitian
adalah rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka memecahkan suatu permasalahan
ilmiah.Fungsi penelitian tersebut adalah mencarikan penjelasan dan jawaban
terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang
digunakan untuk pemecahan masalah.
Sebagai kajian kegiatan ilmiah, penelitian
punya karakteristik kerja ilmiah yaitu bertujuan, sistematik, terkendali,
obyektif, tahan uji.[1]
Metode
penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang
didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,
pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan
penelitian (research design) tertentu. [2]
2.
Langkah-langkah
dalam penelitian.
Proses pelaksanaan
penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip
metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan
penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
- mengidentifikasi
dan merumuskan masalah
- melakukan studi
pendahuluan
- merumuskan
hipotesis
- mengidentifikasi
variabel dan definisi operasional variabel
- menentukan
rancangan dan desain penelitian
- menentukan dan
mengembangkan instrumen penelitian
- menentukan subjek
penelitian
- melaksanakan
penelitian
- melakukan analisis
data
- merumuskan hasil penelitian
dan pembahasan
- menyusun laporan
penelitian dan melakukan desiminasi.[3]
Berikut kita bahas setiap langkah-langkah penelitian ilmiah (scientific research) itu, berikut ini.
a. Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Sebagaimana halnya
dalam metode ilmiah, pada penelitian
ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan yang ingin di pecahkan.
Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu dilakukan identifikasi
masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal
bahwa dalam penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah
melalui penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar
belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi
masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara
rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan). [4]
b. Melakukan Studi Pendahuluan
Di dalam penelitian
ilmiah, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya
dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun
landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil
penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada
landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan
penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan
usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian
lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data
apa yang nantinya akan dibutuhkan.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis perlu
dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif.
Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti
akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan
hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang
seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen
penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis.
Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya
dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya
mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi
meragukan kebenarannya.
Dasar
teori yang kurang sehat akan melahirkan hipotesis yang prediksinya kurang
tepat,dan sebalikya. Cara-cara orang melakukan hipotesis :
(-) hipotesis hendaklah menyatakan
pertautan antara dua variable atau lebih
(-) hipotesis hendaklah dinyatakan
dalam kalimat deklaratif atau pernyataan
(-) hipotesis
hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
(-) hipotesis hendaklah dapat diuji,
artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran
hipootesis tersebut.
Secara
garis besar hipotesis yang isi dan rumusannya bermacam-macam itu dibedakan
menjadi 2 macam : (a) hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang
menyatakan tentang saling hubungan antara dua variable atau lebih, mendasari
berbagai penelitian korelasional. (b) hipotesis tentang perbedaan, yaitu
hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variable tertentu pada kelompok yang
berbeda-beda. Perbedaan itu sering kali karena pengaruh perbedaan yang terdapat
pada satu atau lebih variable yang lain, hipotesis tentang perbedaan itu
mendasari berbagai penelitian komparatif.[5]
d. Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Sebuah variabel dalam
penelitian ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai
akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar
masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur.
Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti
perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau
tujuan penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang
dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan
definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
e. Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian
Rancangan penelitian
sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan
prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman
dalam melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan.
Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat
mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah
yang telah dilakukan peneliti.
f. Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian
Apakah yang dimaksud
dengan instrumen penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan
teknik pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis
penelitian ilmiah yang dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian
memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum
menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu dilakukan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat
dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan
masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen
pengumpul data cocok digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu.
g. Menentukan Subjek Penelitian
Orang yang terlibat
dalam penelitian ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek
penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel
penelitian. Apabila penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel
penelitian dalam sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati
dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel
sebagai subjek penelitian akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum
terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel
yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel
penelitian yang salah akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah
pula.Sampel yang dipilih harus merepsentasikan populasi penelitian.
h. Melaksanakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian
adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian
yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan
hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan
kebenaran data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan.Seringkali
peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh
beragam data yang sekilas semuanya tampak penting dan berharga. Peneliti harus
fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan
data berdasarkan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat.
Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data
langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber
data (subjek penelitian), sementara data tidak langsung adalah data yang
diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung dengan subjek penelitian
yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya wawancara menggunakan telepon,
dan sebagainya.
i.
Melakukan Analisis Data
Beragam data yang
terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai
kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan
untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila
penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan
bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang
diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data
kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis
data.
j.
Merumuskan Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Pada hakekatnya
merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab
pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data
yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti
melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan
pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian
ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu
dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak.
Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka
dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada
teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan.
k. Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi
Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun
laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian
merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan
ilmiah seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di
mana penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk
seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan
agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan
dapat dipergunakan bila diperlukan.(Muhammad
Faiq.2013).
Bagitu pula suharsimi
dalam memebagi langkah-langkah.
Suharsimi Arikunto 1996: 16-17) mengemukakan sebelas
langkah penelitian.
1. Memilih masalah;
2. Studi pendahuluan;
3. Merumuskan masalah;
4. Merumuskan anggapan dasar dan
hipotesis;
5. Memilih pendekatan;
6. Menentukan variable dan sumber data;
7. Menetukan dan menyusun instrument penelitian;
8. Mengumpulkan data;
9. Analisis data;
10. Menarik kesimpulan;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar