Senin, 23 September 2013

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian penelitian.
Penelitian adalah rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka memecahkan suatu permasalahan ilmiah.Fungsi penelitian tersebut adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang digunakan untuk pemecahan masalah.
     Sebagai kajian kegiatan ilmiah, penelitian punya karakteristik kerja ilmiah yaitu bertujuan, sistematik, terkendali, obyektif, tahan uji.[1]
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. [2]
2.      Langkah-langkah dalam penelitian.
Proses pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah
  2. melakukan studi pendahuluan
  3. merumuskan hipotesis
  4. mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel
  5. menentukan rancangan dan desain penelitian
  6. menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian
  7. menentukan subjek penelitian
  8. melaksanakan penelitian
  9. melakukan analisis data
  10. merumuskan hasil penelitian dan pembahasan
  11. menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi.[3]

Berikut kita bahas setiap langkah-langkah penelitian ilmiah (scientific research) itu, berikut ini.
a.       Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Sebagaimana halnya dalam  metode ilmiah, pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan yang ingin di pecahkan. Sebelum  melaksanakan  penelitian ilmiah perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan  masalah  menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian. Identifikasi masalah  dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan). [4]
b.      Melakukan Studi Pendahuluan
Di dalam penelitian ilmiah, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan  menelusuri dan  memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data apa yang nantinya akan dibutuhkan.
c.       Merumuskan Hipotesis
Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif. Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya.
Dasar teori yang kurang sehat akan melahirkan hipotesis yang prediksinya kurang tepat,dan sebalikya. Cara-cara orang melakukan hipotesis :
(-) hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variable atau lebih
(-) hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan
(-) hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat          
(-) hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipootesis tersebut.
Secara garis besar hipotesis yang isi dan rumusannya bermacam-macam itu dibedakan menjadi 2 macam : (a) hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variable atau lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional. (b) hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variable tertentu pada kelompok yang berbeda-beda. Perbedaan itu sering kali karena pengaruh perbedaan yang terdapat pada satu atau lebih variable yang lain, hipotesis tentang perbedaan itu mendasari berbagai penelitian komparatif.[5]
d.      Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Sebuah variabel dalam penelitian ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
e.       Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian
Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan peneliti.
f.       Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian
Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu.
g.      Menentukan Subjek Penelitian
Orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula.Sampel yang dipilih harus merepsentasikan populasi penelitian.
h.      Melaksanakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan.Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.
i.        Melakukan Analisis Data
Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data.


j.        Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan.
k.      Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi
Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat dipergunakan bila diperlukan.(Muhammad Faiq.2013).

Bagitu pula suharsimi dalam memebagi langkah-langkah.
Suharsimi Arikunto 1996: 16-17) mengemukakan sebelas langkah penelitian.
1.      Memilih masalah;
2.      Studi pendahuluan;
3.      Merumuskan masalah;
4.      Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis;
5.      Memilih pendekatan;
6.      Menentukan variable dan sumber data;
7.      Menetukan dan menyusun instrument penelitian;
8.      Mengumpulkan data;
9.      Analisis data;
10.  Menarik kesimpulan;
11.  Menulis laporan;[6]




[1] Saifuddin Azar.metodologi Penelitian.hlm.1-4
[3] File//Langkah-langkah penelitian ilmiah.html
[4] Ibit.hlm.29.
[5] Sumardi surya brata.metodologi pnelitian.hlm.69.
[6]File// metodologi penelitian/langkah-langkah penelitian/LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN   ichsan ibrahim malakaji.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar