A.
Definisi Al-Qur’an
Secara etimologis, Al-Qur’an berarti
bacaan atau yang dibaca. Kata Al-Qur’an merupakan bentuk masdar dari kata kerja qara’a.
Adapun menurut istilah Al-Qur’an adalah kalamullah
yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril disampaikan
secara mutawatir, bernilai ibadah
bagi umat muslim yang membacanya, dan ditulis dalam mushaf.[1]
B. Pengertian Nuzulul Qur’an
Dipandang dari segi bahasa “Nuzul” (نزول),berasal dari نزول – ينز ل - نزل artinya turun.
Sedangkan Nuzul Al-Qur’an kepada
Rasulullah adalah penerimaan Al-Qur’an oleh Rasulullah.[2]
Diungkapkan turunnya Al-Qur’an kepada beliau
itu memberikan pengertian turun dari atas ke bawah. Demikian itu karena
ketinggian kedudukan Al-Qur’an dan besarnya ajaran-ajarannya yang dapat
mengubah perjalanan hidup manusia mendatang serta menyambung langit dan bumi
serta dunia dengan akhirat.
C.
Nama-Nama
Al-Qur’an
Diantara nama-nama lain dari al-Qur’an antara lain:
1. Al-Kitab,
misalnya QS. Al-Baqarah: 2
y7Ï9ºs
Ü=»tGÅ6ø9$#
w
|=÷u
¡
ÏmÏù
¡
Wèd
z`É)FßJù=Ïj9
ÇËÈ
“Inilah al-Kitab
(al-Qur’an) yang tida ada keraguan padanya, sebagai petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa”
2. Al-Furqan,
artinya pembedaannya yang hak dan yang batil, misalnya QS. Al-Furqan: 1
x8u$t6s?
Ï%©!$#
tA¨tR
tb$s%öàÿø9$#
4n?tã
¾ÍnÏö6tã
tbqä3uÏ9
úüÏJn=»yèù=Ï9
#·ÉtR
ÇÊÈ
“Maha suci Allah yang
telah menurunkan al-Furqan (al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
pemberi peringatan pada seluruh alam”
3. Al-Dzikir,
artinya peringatan yakni peringatan bagi manusia yang lupa, misalnya QS.
Al-hijr: 9
$¯RÎ)
ß`øtwU
$uZø9¨tR
tø.Ïe%!$#
$¯RÎ)ur
¼çms9
tbqÝàÏÿ»ptm:
ÇÒÈ
“Sesugguhnya Kami-lah
yang menurunkan Al-Qur’an, sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.”
4. Tanzil,
berarti yang diturunkan, misalnya QS. Al-Syu’ara: 192-193
¼çm¯RÎ)ur
ã@Í\tGs9
Éb>u
tûüÏHs>»yèø9$#
ÇÊÒËÈ tAttR
ÏmÎ/
ßyr9$#
ßûüÏBF{$#
ÇÊÒÌÈ
“Dan sesungguhnya
Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh tuhan semesta alam, dia dibawa turun
oleh al-Ruh al-Amin (Jibril)”[3]
D. Tahapan
Turunnya Al-Qur’an
Al-Qur’an
diturunkan dalam 2 tahap:
1) Dari
Lauhil Mahfudz ke sama’ dunia secara sekaligus pada malam Lailatul Qadar.
2) Dari
sama’ dunia kebumi secara bertahap
dalam masa 23 tahun.
1. Penurunan
Pertama
Al-Qur’an
diturunkan pada suatu malam mubarakah
atau LaiLatul Qadar, yaitu salah satu malam pada bulan Ramadhan. Pada malam itu Al-Qur’an
diturunkan pada tahap pertama, yaitu diturunkan ke Baitul Izzah di langit
pertama. Yang dimaksud dengan bertahap adalah diturunkan sedikit demi sedikit
dan terpisah-pisah.
2. Penurunan
Kedua
Penurunan
tahap yang kedua adalah dari langit pertama kedalam lubuk hati Nabi SAW. dengan
cara berangsur-angsur,yaitu selama 23 tahun sejak kebangkitannya sebagai Rasul
sampai beliau wafat.
E.
Permulaan
Turunnya Al-Qur’an
Permulaan turunnya
Al-Qur’an adalah tanggal 17 Ramadhan tahun ke 40 kelahiran Nabi SAW. ketika
beliau sedang bertahannus di Gua Hira. Pada saat itu turunlah wahyu
dengan perantara Jibril Al-Amin dengan membawa beberapa ayat al-Qur’an. Ia
(Jibril) menekap Nabi ke dadanya lalu melepaskannya dan melakukan hal itu
sampai 3 kali.
Pada
dekapan yag ketiga kalinya, Jibril membacakan :
ù&tø%$#
ÉOó$$Î/
y7În/u
Ï%©!$#
t,n=y{
ÇÊÈ t,n=y{
z`»|¡SM}$#
ô`ÏB
@,n=tã
ÇËÈ
ù&tø%$#
y7/uur
ãPtø.F{$#
ÇÌÈ Ï%©!$#
zO¯=tæ
ÉOn=s)ø9$$Î/
ÇÍÈ zO¯=tæ
z`»|¡SM}$#
$tB
óOs9
÷Ls>÷èt
ÇÎÈ
Artinya:
“ Bacalah! Dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5)
Itulah
permulaan wahyu yang diturunkannya Al-Qur’an.[4]
F.
Ayat yang
Pertama dan Terakhir Diturunkan
Permulaan ayat al-Qur’an yang diturunkan ialah
beberapa ayat pada permulaan surat Al-Alaq. Adapun aya yang terakhir diturunkan
adalah firman Allah SWT. QS. Al-Baqarah: 281
(#qà)¨?$#ur
$YBöqt
cqãèy_öè?
ÏmÏù
n<Î)
«!$#
(
§NèO
4¯ûuqè?
@ä.
<§øÿtR
$¨B
ôMt6|¡2
öNèdur
w
tbqãKn=ôàã
ÇËÑÊÈ
“Dan
peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.
Kemudian masing-masing diri diberi
balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang
merekapun tidak dianiaya.”
Ini adalah pendapat yang benar dan
kuat menurut kesepakatan para ulama, yang tokohnya As-Suyuti.
Adapun sebagian ulama lain mengatakan bahwa ayat al-Qur’an yang
terakhir turun ialah QS. Al-Maidah: 3.
...ô
tPöquø9$#
àMù=yJø.r&
öNä3s9
öNä3oYÏ
àMôJoÿøCr&ur
öNä3øn=tæ
ÓÉLyJ÷èÏR
àMÅÊuur
ãNä3s9
zN»n=óM}$#
$YYÏ
...
“...
Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
nikmat-Ku kepadamu serta telah Ku-ridhai bagimu Islam itu sebagai agama...”
Ayat ini tidak benar karena ayat tersebut diturunkan
kepada Rasul saw. pada saat beliau melaksanakan haji wada’ yaitu ketika beliau wukuf
di Arafah. Setelah itu beliau masih hidup selama 81 hari, dan sebelum beliau
wafat turunlah sebuah ayat dari QS. Al-baqarah: 281.[5]
G.
Cara Nabi
Menerima Al-Qur’an
Nabi menerima Al-Qur,an dngan perantara Malaikat
Jibril sedangkan malaikat Jibril menerimanya dari Allah, Tuhan yang Maha Agung.
Jibril Al-Amin tugasnya menyampaikan kalam Allah dan menyampaikan wahyu kepada
Rasulullah SAW. dan mengajarkannya kepadanya kemudian Rasulullah SAW.
menyampaikan kepada umatnya.
Bila turun al-Qur’an, Rasulullah mengalami kesulitan.
Beliau berusaha konsentrasi pikirannya untuk menghapalnya. Beliau sering
mengulang bacaan ayat Al-Qur’an bersama jibril karena merasa khawatir apabila
ada yang terlupa. Karena itu, Nabi tidak perlu tergesa-gesa dalam membaca dan
tidak memaksakan diri dalam menerimanya.
Adapun tentang cara Jibril menerima Al-Qur’an adalah
dengan cara mendengarkan. Ia mendengarkan ayat-ayat dari Allah kemudian menyampaikan
kepada Rasulullah SAW.
H. Hikmah Turunnya Al Qur’an Secara Berangsur-angsur.
Hikmah di
turunkannya secara berangsur-angsur diantaranya ialah:
1.
Meneguhkan hati Nabi SAW.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi sebagai pembangkit ketenangan dan
penghapus penderitaan yang telah dilaluinya dalam melaksanakan dakwahnya.[6]
2.
Meringankan nabi dalam menerima
wahyu
Al-qur’an merupakan firman Allah yang mempunyai keagungan dan keluhuran. Ia
adalah sebuah kitab yang andaikata diturunkan kepada gunung niscaya gunung
tersebut akan hancur dan merata karena begitu hebat dan agungnya kitab
tersebut.
3.
Mempermudah hafalan dan pemahamannya
Kaum muslimin pada masa itu umumnya masih buta huruf, sehingga turunnya Al-Qur’an
secara berangsur-angsur dapat memudahkan kaum muslilmin dalam menghafal dan
memahami ayat-ayat al-qur’an.[7]
4.
Kesesuaian dengan kejadian dan
keadaan
Sejalan dengan kisah atau kejadian disaat diturunkannya, sekaligus
memperingatkan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan tepat pada waktunya.
Dengan demikian, turunnya ayat al-qur’an lebih mudah tertanam dalam hati dan
mendorong orang-orang islam untuk mengambil pelajaran secara praktis.
5.
Diantara ayat-ayat itu ada yang
nasikh dan ada yang mansukh, sesuai
dengan kemaslahatan. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al-Qur’an diturunkan
sekaligus.[8]
6.
Bukti pasti bahwa Al-Qur’an
diturunkan benar-benar dari Allah SWT.
Memberi petunjuk terhadap asal-usul sumber Al-Qur’an yang diturunkan dari
Zat yang Maha Bijaksana lagi terpuji.
7.
Turunnya Al-Qur’an secara bertahap
sangat sesuai dengan sunnatullah yang
berlaku di alam ini
Sunnatullah bahwa “
segala sesuatu harus terjadi dengan bertahap”. Dari kecil berangsur-angsur
menjadi besar, dari bodoh berangsur menjadi pandai, dan sebagainya. Sesuatu
yang terjadi secara bertahap, akan dapat berjalan dengan lancar, dan dapat
diterima dengan baik, serta mendatangkan faedah yang kita harapkan.
Demikianlah Al Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur karena ia akan membawa perubahan yang besar. Dia akan
membawa bermacam-macam peraturan yang berisi semua perintah-perintah dan
larangan-larangan.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah,
Fahmi.2008. Ilmu Al-Qur’an Untuk Pemula.
Jakarta: Artha Rivera.
Ash-Shabuniy, Muhammad
Ali.1998. Studi Ilmu Al-Qur’an.
Bandung: Pustaka Setia.
Budiharjo.2011. Pembahasan Ilmu-ilmu Al-Qur’an.
Mahali, A. Mujab.1989. Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur’an.Jakarta:
Rajawali Pers.
Syadali, Ahmad.,&
Ahmad, Rofi’i.1997. Ulumul Qur’an I.
Bandung: Pustaka Setia.
[1]
Fahmi Amrullah, Ilmu
Al-Qur’an Untuk Pemula,Artha Rivera, Jakarta, 2008, hal: 1
[2] Ahmad Syadali & Ahmad
Rofi’i.1997. Ulumul Qur’an I.
Bandung: Pustaka Setia.hal: 31
[5] Ibid hal: 30
[6]
Ahmad Syadali & Ahmad
Rofi’i.1997. Ulumul Qur’an I.
Bandung: Pustaka Setia.hal: 59
[7]
Budiharjo.2011. Pembahasan Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Hal: 13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar